Bandungan (Kemenag) ---
Menyongsong era revolusi industri 4.0, Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri
(KLN) Kementerian Agama menyelenggarakan Millenial Leadership Training Belia
MABIMS. Training yang mengangkat tema "Think Smartly, Work Creatively, and
Act Politely" ini berlangsung di kawasan Bandungan, Jawa Tengah.
Sesuai namanya, kegiatan ini melibatkan empat negara, Malaysia, Brunei
Darussalam, Indonesia, dan Singapura atau MABIMS. Agenda ini menjadi agenda
rutin sebagai bagian dari pelaksanaan Rencana Stratejik MABIMS 2014-2019.
Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri (KLN) yang diwakili Kepala
Bagian Kerjasama Luar Negeri, Thobib Al-Asyhar, mengatakan, belia atau pemuda
negara-negara MABIMS menghadapi tantangan (cabaran) yang luar biasa. Era
millenial yang ditandai dengan disrupsi (disruption) harus disikapi dengan
pikiran terbuka, serta kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual yang
matang.
"Belia atau pemuda negara-negara MABIMS menghadapi tantangan
(cabaran) yang berat. Era revolusi industri 4.0 telah mengantarkan kita pada
disrupsi, yaitu: perubahan radikal pada semua lini kehidupan yang perlu
disiapkan dengan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual yang
matang," ujarnya.
Lebih lanjut Thobib menandaskan bahwa generasi muda harus mempersiapkan
diri dengan baik. Menurutnya, posisi pemuda sangat strategis dalam setiap
memperjuangkan kemerdekaan, pelaksanaan pembangunan, dan upaya-upaya mencapai
perdamaian dan kerukunan di setiap bangsa dan negara masing-masing. Tidak ada
negara yang lepas dari peran pemuda karena merekalah yang memiliki idealisme,
etos kerja, kreatifitas dan inovasi yang terus tumbuh.
"Posisi pemuda sangat strategis dalam pembangunan sebuah negara dan
bangsa. Tidak ada negara di dunia ini yang lepas dari peran pemuda, karena
merekalah yang memiliki idealisme, etos kerja, kreatifitas, dan inovasi yang
terus tumbuh," tegasnya.
Dosen Psikologi Islam SKSG Universitas Indonesia ini juga memberi
catatan bahwa calon pemimpin masa depan yang akan sukses ditandai oleh beberapa
karakteristik, di antaranya adalah adaptif, memiliki jiwa keteladanan, etos
kerja, kerjasama, bijaksana (wise), dan sikap melayani.
"Calon pemimpin masa depan yang akan sukses harus memiliki beberapa
karakteristik, di antaranya adaptif, memiliki jiwa keteladanan, eros kerja,
kerjasama, bijaksana (wise), dan sikap melayani. Adapatif adalah kemampuan
dalam menyesuaikan terhadap perubahan. Karena perubahan adalah sebuah kepastian
selain garis takdir kematian," ungkapnya.
Kasubag Multilateral, Amran Arifin, dalam laporannya menyampaikan,
kegiatan ini bertujuan mempererat hubungan persahabatan antar negara-negara
MABIMS dan meningkatkan kualitas belia di era milenial. Menurutnya, ini
merupakan kegiatan tahun ke-14 dalam bentuk leadership belia di negara-negara
MABIMS.
Hadir dalam kesempatan tersebut sebanyak 40 orang, dengan rincian: enam
delegasi dari Malaysia yang diketuai Rosdam Hanabi bin Muhamed, enam delegasi
dari Brunei Darussalam yang diketuai Amalhayati binti Haji Amit, enam orang
delegasi dari Singapura yang diketuai Muhammad Syahid bin Shaleh, dan 22
delegasi Indonesia yang diketahui oleh Endang Supriyadi. Kegiatan ini akan
dilaksanakan hingga 30 Agustus 2019. (Biro Hukum dan KLN)
Petikan daripada :
https://kemenag.go.id/berita/read/511414/kemenag-selenggarakan-millenial-leadership-training-belia-mabims